Berbagi Berita dan Cerita Dari Sumber Terpercaya

Sunday, 1 April 2018

Tidak Pantas Disebut Tokoh




eduplikat.blogspot.com  Malang jika ada ‘ penggiat pembohongan/hoax ‘ di Indonesia,yang bersandar kepada propaganda Nazi dijamanya Hitler,yang mengatakan “ sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada masyarakat umum. Kebohongan yang disebarkan berulang-ulang akan membuat masyarakat umum percaya “.
Melihat kepada tren yang yang ada sekarang,terdapat seorang  individu tertentu kerjaanya hanya berbohong dan menciptakan cerita bagi memburuk-burukan pihak lainya terutama pemerintah. Sehingga kesaat ini,bukan sedikit cerita bohong yang direkanya masuk kekehidupan masyarakat. Ada sebilangan masyarakat yang terus termakan pembohongan itu manakala sebagianya lagi sudah tidak memperdulikanya. Ini disebabkan,begitu sering reka cerita diciptanya,dalam masa singkat dia selalu sering  berbohong dan fitnah semata-mata.


Anehnya,jika pihak yang difitnah muncul memperjelaskan keadaan,individu ini dengan tenangnya sambil berkata “ oh,salah rupanya...”. pantang pula baginya untuk memohon maaf kepada pihak yang difitnahnya. Tidak taulah jenis apa atau nama yang sesui untuk diberikan gelar kepada spesies makhluk seperti yang dimaksud itu. Panggilah apa saja,namun apapun panggilanya,ternyata segala tindakan dan sikap buruk individu seperti itu bisa merusak dan mengelirukan pemikiran orang banyak. Seorang individu yang bisa dianggap sudah ada nama dalam dunia perpolitikan Indonesia,tidak pernah jemu dari mencoba ‘menyogok’  masyarakat dengan cerita palsu dan fitnah.

Malah masyarakat umun sudah mengetahuinya senerai panjang cerita-cerita kebohongan individu itu. Jumblahnya sudah berpuluh kali,bahkan lebih. Namun,oleh karena sikap ‘angkuh’ terhadap kebohongan ini,individu ini tetap mengulangi perangainya yang sama.
Alasan individu yang dimaksud itu mungkin sebab ‘muslihat politik’. Apa yang dilakukanya adalah untuk ‘mengelirukan dan menarik perhatian’ masyarakat,agar seolah-olah dia peduli. Tetapi tidak sadarkah individu itu tentang nilai adab dan kesopanan manusia? Dan tidak takutkah tindakanya itu ‘mengganggu’ masyarakat seperti itu kelak akan mendapat balasan diakherat?.

Kata pantun orang minang ; “ siakap sinobong,gelama ikan duri,bercakap bohong lama-lama mencuri...” . istilah mencuri dalam konteks pantun ini tidak semestinya bermaksud sebagai pencuri harta benda. Tetapi bisa dikaitkan dengan mencuri  ‘kedamaian,kehamonisan dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat.
Sudah banyak disebutkan oleh orang-orang pandai kata-kata seperti ini; “ tujuan tidak seharusnya menghalalkan segala cara “. Artinya,segala tindakan yang dibuat setidak-tidaknya perlu mempertimbangkan hukum adat dan agama,perlu diingat tentang mati dan balasan. Apa harga yang dia dapat oleh seorang pembohong jika kebohonganya nanti bisa memporak-porandakan masyarakat? Membunuh keharmonisan? Dan memusnahkan kestabilan negara.

Artikel yang lainya juga disini

Seseorang yang pantas dipilih sebagai pemimpin,tentulah yang harus mempunyai kepribadian tinggi dan senantiasa menjauhkan diri dari bersikap suka berbohong dan mengelirukan pikiran rakyat. Kredibilitas atau harga diri,apalagi yang tersisa bagi seorang yang suka berbohong?. Lebih dahsyat lagi jika kebohongan itu dipercaya pihak luar negri. Tindakanya itu bisa memburukan nama negara sendiri. Investasi asing yang masuk kenegara ini juga bisa berdampak buruk. Minat pelancong berkunjung kenegara ini juga mungkin terjejas karena rasa takut.

Kebohongan itu tidak pernah menjanjikan kebaikan kepada siapa pun. Jadi berwaspadalah dengan fenomina pembohongan atau hoax terutamanya dimusin pilkada serentak ini dan ditahun pemilu nanti. Berpijaklah pada kenyataan dan berpandulah pada realiti.


No comments:

Adbox