Berbagi Berita dan Cerita Dari Sumber Terpercaya

Tuesday, 20 March 2018

MAMPUKAH NAJIB MEMPERTAHANKAN KURSINYA


         
                    Hasil carian imej untuk foto najib razak
                                               Foto carian google.com
   

   Dunia politik memang keras,tak kenal teman tak kenal lawan. Semuanya bergerak untuk saling mengalahkan dengan cara masing-masing untuk memperebutkan kursi empuk pemerintahan.  Perang pengaruh selalu mewarnai kampanye politik ketika tiba waktunya masyarakat untuk memilih pemimpinya saat pemilu dilaksanakan. Kata orang,disaat itulah lumbung mencari nafkaf yang senang bagi orang yang memanfaatkan keuntungan adanya pesta demokrasi tersebut.
   Sudah lama kita tau negara tetangga kita yang menganut politik sistem demokrasi monarki,atau Raja berperlembagaan. Sama seperti Inggris dan Australia,mungkin karena Malaysia dulunya dapat kemerdekaanya dari Inggris atau Britis. Jadi mungkin dengan pertimbangan pada masa itu orang-orang yang ingin memerdekakanya mengikut gaya pemerintahan Inggris.

Baca juga: Surat buat Sri Mulyani

   Kendali utama pemerintah berada ditangan Raja atau Yang Dipertuan Agung (yang dipertuan agung,bergiliran diantara 14 sultan yang ada dimalaysia),termasuk komando angkatan bersenjatanya. Sebagai Raja berperan hanya mengayomi masyarakatnya,Raja tidak banyak berperan dalam menjalankan roda pemerintahan,terkecuali hal ehwal masyarakat,terkadang Raja ikut memberi pandangan untuk mencari jalan penyelesaianya.
   Roda pemerintahan dikendalikan oleh seorang Perdana Mentri (PM) melalui Demokrasi atau pemilu,dimana masyarakatnya memilih siapa-siapa orang yang mereka inginkan duduk dipemerintahan,baik dilegislatif maupun dieksekutufnya. Pada tahun ini mau tidak mau Perdana Mentri Malaysia (Najib Tun Abdul Rajak) untuk mengadakan pemilihan umum,karena menurut Undang-Undang yang berlaku,parlemen akan bubar dengan sendirinya jika sudah lima tahun keberadaanya dari pemilihan umum sebelumnya. Oleh sebab itu semua partai politik dimalaysia sekarang sudah meraba-raba bulan dan tanggalnya untuk pesta demokrasi tersebut,sebab kalau tahun sudah pasti 2018 menurut perhitungan pemilihan yang lalu,jadi tinggal menunggu keputusan Perdana Mentri saja untuk mengumumkan tanggal dan bulan yang ia tetapkan untuk pemilihan umum tersebut.
   Semenjak Partai UMNO silih berganti pucuk pemimpinya,suasana perpolitikan dimalaysia terasa meningkat panas,apalagi ketika pemilihan umum 2013 yang lalu,dua negri lepas dari kekuasaan BN (barisan nasional) gabungan partai yang berkuasa saat ini. Dua Negri itu dikuasai oleh partai gabungan lawan pemerintah,maka dari itu setelah 2013 banyak sekali gesekan-gesekan politik yang terjadi diantara kedua negri tersebut dengan pemerintah pusat.
   Mulali dari situlah Najib Tun Abdul Rajak (PM) yang mengomandoi Barisan Nasional (BN) diuji kredibilitasnya apalagi dua tahun terahir ini Najib sering digadang-gadang tersakut banyak perkara yang tidak baik. Walaupun semuanya masih belum terbukti,tapi setidaknya bagi pihak lawan-lawan politiknya hal itu akan dijadikan senjata untuk menyerangnya. Ditambah lagi mantan Perdana Mentri ( Tun Dr Mahatir Muhammad ) yang suatu ketika mengomandoi UMNO,kini berbalik arah menjadi pengkritik tajam pemerintahanya Najib sekarang bersama-sama dengan Tan Sri Muhyidin Yasin yang suatu ketika pernah menjadi Wakil Perdana Mentrinya Najib Tun Abdul Rajak.
   Kedua orang tersebut sudah mendeklarasikan partai baru yang bernama Pribumi untuk ikut bersaing dipemilihan nanti yang akan segera dilaksanakan. Mereka bergabung dengan partai-partai lawan pemerintah yang lainya dan membentuk Pakatan Rakyat untuk menjadi lawanya Barisan Nasional. Banyak orang-orang yang berkata “ Kalau Najib sudah diujung tanduk,tinggal menunggu saatnya saja “ . Jadi mampukah Najib mempertahankan kursinya nanti?....

No comments:

Adbox